Aren Indonesia

Serat Batang Aren

Kopiah Riman dari Aceh

Sumber: http://www.indosiar.com/ragam/53453/kopiah-riman-dari-aceh
Reporter: Ahmad Baehaqi
Juru Kamera : Heri Gemita
Tayang: Rabu, 26 Juli 2006 Pukul 12.00 WIB

indosiar.com, Pidie – Desa Dayah Adat terletak di Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darusalam. Desa ini dapat dicapai dalam waktu tiga jam perjalanan dari Banda Aceh.

a_060726_kopiah07

Selain bertani penduduk desa ini memiliki keterampilan membuat kopiah riman, yang merupakan penutup kepala tradisional Aceh. Hampir setiap keluarga di desa yang dihuni 300 jiwa ini, memiliki keahlian membuat kopiah riman.

Meskipun bentuknya sederhana, membuat kopiah riman memerlukan keterampilan khusus dan perlu ketelatenan serta kesabaran. Karena untuk membuat kopiah ini memakan waktu cukup lama, sekitar satu bulan.

Pembuatan kopiah riman menggunakan bahan baku serat pohon aren. Kebetulan pohon aren banyak terdapat di daerah ini.

Kaum lelaki yang bertugas mencari batang pohon aren yang tumbuh liar di sekitar desa. Batang aren kemudian dirajam sehingga berbentuk serat.

a_060726_kopiah05

Proses selanjutnya dikerjakan oleh kaum wanita. Mulai dari para gadis hingga ibu rumah tangga. Sebelum diolah, serat pohon aren dipilih terlebih dahulu.

Kemudian direndam dalam larutan lumpur dan daun pewarna yang sudah ditumbuk. Serat kemudian dicuci. Setelah itu dijemur. Serat yang telah kering kemudian digunakan untuk membuat kopiah.

Menurut Cut Syarifah, perajin kopiah riman, membuat kopiah tradisional Aceh tidak gampang, karena bahannya diambil langsung dari serat pohon aren.

Pembuatan kopiah khas Aceh warisan zaman Sultan Iskandar Muda ini dihidupkan kembali sejak tahun 1985 silam.

a_060726_kopiah02

Awalnya, kerajinan ini hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Namun karena peminatnya semakin banyak, pembuatan kopiah ini kemudian menjadi usaha sambilan yang dapat mendatangkan uang.

Harga kopiah riman beragam, sesuai dengan bahan baku yang digunakan, bentuk pola dan lamanya pengerjaan. Semakin rumit bentuk polanya, semakin lama proses pengerjaannya, sehingga harganyapun menjadi semakin mahal. Harga per kopiah berkisar antara 80 ribu hingga 500 ribu rupiah.

Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film, Sri Hastanto berharap, sebagai produk yang memiliki nilai budaya, proses pembuatan kopiah riman harus dipertahankan secara tradisional.

a_060726_budayawan05

Sehingga kopiah tradisional Aceh ini memiliki nilai yang tinggi bagi para pemakainya.

Hidupnya kembali usaha kerajinan kopiah tradisional ini membuat warga Desa Dayah Adat memiliki alternatif sebagai mata pencarian selain bertani dan berdagang.

Apalagi kopiah riman kini tidak saja dipasarkan di Aceh, tetapi juga telah menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara.(Sup)

1 Comment »

  1. Sungguh kaya ragam SDA dan seni budaya kita. Untuk menjaga kelangsungan usaha dan ciri khas daerah ini , akan lebih terwujud jika ada semacam surat edaran dari pemda setempat untuk menggunakan produk dearah untuk sehari-hari, apalagi serambi mekah ini penggunaan songkok sudah menjadi kebutuhan. Para pejabat bisa menjadi trend setter dengan kebanggaan mengunakan produk daerah, yang berarti juga memberi penghidupan para perajin dan para buruh.
    Saya adalah pemerhati masalah anyaman serat alam dan saat ini sedang menyelesaikan disertasi di fakultas Kehutanan UGM tentang serat alam yang telah memberi peluang kerja jutaan orang di seluruh Indonesia, menghasilkan devisa dari eksportnya, ramah lingkungan karena degradable, indah, dan eksotis.Kebetulan saya bekerja di Balai Besar Kerajinan dan Batik . Jadi mari kita berbagi ilmu, pengalaman , mencintai,bangga menggunakan untuk memajukan IKM serat alam..

    Comment by Retno Widiastuti — September 21, 2011 @ 7:22 pm


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.