Aren Indonesia

Penelitian Aren

2008

KARAKTERISASI PATI AREN (Arenga pinnata) TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN HCl

By: ANIK SETIYANI,  FTP/THP; Created: 2008-05-13 by CHN

Keywords: PATI AREN (Arenga pinnata)

RINGKASAN

Tanaman aren termasuk suku arecaceae (pinang-pinangan) merupakan
tumbuhan berbiji tertutup. Pengembangan tanaman aren sangat prospektif karena  dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan meningkatkan pendapatan petani aren serta dapat melestarikan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.

Tanaman aren banyak menghasilkan bahan-bahan industri seperti nira, kolang-kaling  dan pati aren. Pati aren sendiri telah banyak dikenal masyarakat karena merupakan  salah satu bahan baku yang penting dalam industri makanan. Dalam industri, pati  dikenal ada dua yaitu pati alami dan pati modifikasi. Pati alami memiliki keterbatasan-keterbatasan yaitu sifatnya yang tidak larut dalam air dingin, membutuhkan waktu pemasakan yang lama dan gel yang terbentuk cukup keras.

Karena keterbatasan-keterbatasan itulah, untuk menunjang ketersediaan pangan yang  beragam bagi masyarakat perlu adanya modifikasi pati yang bertujuan untuk  memperbaiki sifat-sifat pati agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara  modifikasi pati adalah dengan hidrolisa asam (HCl).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, kimia dan
fungsional dari pati aren termodifikasi menggunakan HCl.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan terdiri dari 9 perlakuan
dengan kombinasi perlakuan lama hidrolisis (2 jam,3 jam, dan 4 jam) dan
konsentrasi HCl (1%;1,5%;2%). Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu penelitian  pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi HCl dan lama pemeraman yang tepat dalam pembuatan dekstrin serta penelitian inti yaitu proses pembuatan dekstrin. Selanjutnya dilakukan analisa fisik, kimia dan fungsional yang  meliputi derajat keputihan, kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar gula, viskositas pasta, suhu gelatinisasi, konsistensi gel, nilai penyerapan dan kelarutan air dan daya  cerna pati.

For more information, contact:
DL Name: University Of Jember
PublisherID: GDLHUB
Organization: IndonesiaDLN
Contact: KMRG ITB
Address: Jl. Kalimantan 37 Jember
City: Jember
Region: East Java
Country: Indonesia
Phone: 0331-338261
Fax: 0331-338261
Admin Email: ida@library.unej.ac.id
CKO Email: library@library.unej.ac.id

KARAKTERISTIK LIMBAH TEPUNG AREN (Arenga pinnata Merr) DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DI DESA DALEMAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan, Jurusan Antar Bidang, diajukan oleh:
Heni Kusmiyati, 23294/IV-7/555/05, kepada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA, 2007

INTISARI

Penelitian yang berjudul Karakteristik Limbah Tepung Aren (Arenga
Pinnata Merr) dan Permasalahan Lingkungan Yang Ditimbulkan Di Desa
Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten bertujuan untuk mengetahui
imbangan bahan pembuatan tepung aren dan akibat yang ditimbulkan, mengetahui karakteristik limbah tepung aren, mengkaji kualitas perairan di Sungai Bendo dan untuk mengkaji persepsi pemilik industri tepung aren dan persepsi masyarakat di hilir sungai tentang efek limbah tepung aren yang dihasilkan.

Cara penelitian yang digunakan adalah hubungan antara metode survey
dan metode analisis laboratorium. Metode survey mencakup kegiatan observasi, wawancara tertutup dan memberikan pertanyaan kepada 35 responden pemilik industri tepung aren dan 40 responden masyarakat di hilir sungai secara purposive sampling. Survey dilakukan untuk menentukan stasiun pengambilan sampel kualitas air. Berdasarkan pertimbangan waktu, biaya dan kondisi lapangan, stasiun pengamatan terdiri dari empat lokasi. Metode laboratorium mengukur kualitas perairan dan limbah cair pada parameter fisik dan kimia, meliputi : kekeruhan, TDS, TSS, Nitrat, Nitrit, Amoniak, Klorida, DO, COD dan BOD. Limbah padat meliputi : C-organik, Kadar air, Amoniak, P total, K total dan Fe. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan tabel, grafik dan tabel silang serta analisis komparatif baku mutu dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imbangan bahan pembuatan tepung
aren tidak efisien, dengan input 100% output yang dihasilkan 3,94% dan 95,45% berupa limbah. Karakteristik limbah tepung aren berbeda dengan karakteristik limbah tapioka pada parameter Amoniak. Analisis kualitas sungai di Desa Daleman, pada parameter suhu, COD, BOD, Cl dan DO telah melampaui baku mutu air golongan III.. Persepsi pemilik industri tepung aren dan masyarakat di hilir sungai tergantung tingkat pendidikan, pendapatan dan tingkat pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, pendapatan dan tingkat pengetahuan maka semakin tinggi persepsinya tentang limbah tepung aren yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan persepsinya tentang limbah tepung aren semakin rendah.

Kata Kunci : Limbah tepung aren, kualitas air.

2006

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN DENGAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Sumber: http://etd.library.ums.ac.id/

SKRIPSI, 2006
Undergraduate Theses from JTPTUMS / 2006-12-29 04:20:25
Oleh : TRI HARIYANTO – D200000133, FT UMS
Dibuat : 2006-12-29, dengan 0 file

Keyword : Ampas Aren, batubara, biobriket
Subjek : BIOBRIKET

Abstraksi

Di dukuh Margo Luwih desa Daleman kecamatan Tulung kabupaten Klaten banyak terdapat industi kecil tepung aren yang bahan bakunya dari batang pohon aren. Limbah dari bahan baku tersebut sama sekali tidak dimanfaatkan, padahal limbah pertanian yang merupakan biomaas tersebut merupakan sumber energi alternatif yang melimpah dengan kandungan energi yang relatif besar. Limbah pertanian ini apabila diolah bersama-sama dengan batubara dan zat pengikat akan menjadi satu bahan bakar alternatif buatan yang lebih luas dalam penggunaanya. Dalam penelitian ini, limbah ampas aren dimanfaatkan untuk menjadi bahan bakar padat yang akan dibakar pada ruang bakar, kemudian diteliti laju pembakaran terhadap karakteristik pembakaran biobriket campuran ampas aren dengan batubara yang merupakan akibat dari variasi komposisi (100%, 90%:10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%, 50%:50%), biobriket yang diteliti mendapat perlakuan yang sama yaitu dengan berat awal 5gr serta tekanan pengepresan 100 kg/cm2. Dari penelitian didapat bahwa laju penurunan massa yang paling cepat adalah pada komposisi 100% ampas aren sedangkan temperatur tertinggi terjadi pada komposisi 50%:50% ampas aren : batubara
Deskripsi Alternatif :

Nama Kontak Suyadi
Alamat Jl. A Yani Tromol Pos 1
Kota Surakarta
Daerah Jawa Tengah
Negara Indonesia
Telepon 0271-717417
Fax 0271-719483
E-mail Administrator perpus@ums.ac.id
E-mail CKO perpus@ums.ac.id

2005

Rencana Strategis Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, tahun 2005-2009 (tentang Aren).

Sumber: http://balitka.litbang.deptan.go.id/

Aren dijumpai di hampir semua provinsi sebagai penghasil gula, tepung, dan kolang kaling. Bagi masyarakat pedesaan di daerah sentra, tanaman ini sebagai sumber pendapatan dominan. Di Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua aren diolah menjadi minuman beralkohol dan sebagian kecil diproses menjadi alkohol teknis.

Sasaran

1. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2005 – 2009 dititikberatkan pada komponen teknogi aren adalah sebagai berikut:

(a) Teridentifikasi sumber benih Aren Unggul di 3 provinsi dan penambahan koleksi menjadi 32 aksesi dari tiga daerah yaitu Jawa, Sumatera, dan Kalimantan sebagai tambahan dari telah teridentifikasinya kultivar Aren Genjah dan Aren Dalam dan koleksi 8 aksesi aren asal Sumatera;

(b) paket teknologi budidaya aren yang mampu untuk meningkatkan produksi nira hingga 20%; dan

(c) teknik penyadapan nira yang lebih efisien dan teknologi pengolahan juga menjadi target sehingga dapat dihasilkan alkohol teknis 70 %, gula merah dan gula semut yang lebih tahan simpan, dan palm wine bermutu.

2. Sasaran perakitan teknologi yang ingin dicapai pada tahun 2005 –2009 untuk tanaman aren adalah sebagai berikut:

(a) Paket Teknologi Lengkap Aren Unggul Spesifik Lokasi;

(b) Rekomendasi teknik penyadapan nira yang lebih efisien;

(c) Rekomendasi teknik pengolahan untuk menghasilkan alkohol teknis 70 %, gula merah dan gula semut yang lebih tahan simpan, dan palm wine bermutu.

Pengaruh Penambahan Serat ijuk dan Pengurangan Pasir terhadap Beban Lentur dan Berat Jenis Genteng Beton.

Pambudi, Warih. 2005.Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Haryadi GBW, M.Pd. : II. Yuliarti Kusumawardaningsih ST, MT.

Kata Kunci : Serat ijuk, genteng serat, genteng beton.

Dengan banyaknya gedung-gedung yang dibangun maka sangat dibutuhkan bahan penutup atap yang baik yaitu yang memenuhi persyaratan kuat, ringan dan kedap air. Dari berbagai jenis penutup atap, genteng beton
merupakan bahan yang banyak dipakai sebagai penutup atap terutama untuk
bangunan rumah tinggal. Genteng beton sebagai bahan penutup atap yang
banyak diminati masyarakat umumnya saat ini kebutuhannya semakin
meningkat, namun sesuai sifat dasar beton sebagai bahan dasar pembuatnya memiliki sifat kurang mampu menahan tarik, lentur, bersifat getas dan berat sendirinya besar. Usaha peningkatan kualitas beton sampai sekarang ini masih terus dilakukan baik peningkatan kuat tekan, tarik maupun lentur, bahkan sampai pada upaya untuk membuat ringan tetapi mempunyai kekutan tinggi. Salah satunya dengan penambahan serat dalam adukan yang
memberikan perbaikan beberapa sifat beton. Dalam penelitian ini peneliti
mencoba mengaplikasikan beton serat untuk pembuatan genteng beton
yaitu dengan penambahan serat ijuk. Serat ijuk yaitu serabut berwarna hitam
dan liat, yang terdapat pada bagian pangkal dan pelepah daun pohon aren.

Ijuk bersifat lentur dan tidak mudah rapuh, sangat tahan terhadap genangan
asam termasuk genangan air laut yang mengandung garam. Dengan sifat
yang demikian maka penambahan serat ijuk dan pengurangan pasir
diharapkan dapat meningkatkan beban lentur genteng beton dan berat
jenisnya semakin kecil sehingga genteng beton yang dihasilkan semakin
ringan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serat ijuk dan
kapur yang digunakan meliputi : berat jenis, berat satuan dan kadar air,
mengetahui karakteristik pasir yang digunakan meliputi : berat jenis, berat
satuan, kadar air dan gradasi pasir, mengetahui karakteristik genteng beton
yang dihasilkan meliputi beban lentur dan berat jenis serta untuk mengetahui
pengaruh penambahan serat ijuk dan pengurangan pasir terhadap beban
lentur dan berat jenis genteng beton.

Pembuatan dan penelitian karakteristik genteng beton dilakukan di
Laboratorium Loka Teknologi Permukiman Semarang yang terletak di Jalan
Raya Kembangarum Km.15 Mranggen Timur Semarang. Sedangkan
penelitian karakteristik bahan susun genteng beton dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Hasil penelitian beban lentur genteng beton dengan panambahan
persentase serat ijuk dan pengurangan pasir sebesar 0; 0,5; 1; 1,5; 2 dan
2,5% berturut turut adalah 62,25; 63,75; 67,84; 70,43; 73,97 dan 75,32 kg.
Sedangkan hasil penelitian berat jenis genteng beton dengan panambahan
prosentase serat ijuk dan pengurangan pasir sebesar 0; 0,5; 1; 1,5; 2 dan
2,5% berturut turut adalah 2,106; 2,094; 2,017; 1,930; 1,929; 1,902.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penambahan prosentase serat ijuk dan pengurangan pasir sebesar 0; 0,5; 1;
1,5; 2 dan 2,5% menghasilkan genteng beton dengan beban lentur semakin
meningkat dan berat jenis semakin kecil.

Dalam penelitian ini disarankan untuk mengadakan penelitian lain tentang tingkat ekonomis, keawetan dan sifat-sifat genteng beton yang lain dengan menggunakan serat ijuk ataupun serat lainnya.

2003

KEAWETAN BATANG AREN (Arenga pinnata Merr.) (Durability of aren (Arenga pinnata Merr.) Stem

Ginuk Sumarni, Agus Ismanto & Mohammad Muslich

Sumber: http://www.forda-mof.org/
SUMMARY

Aren (Arenga pinnata Merr.) is one of the natural resources of the tropics which has been used widely in the daily life of the local community as a sustainable resource due to its wide distribution high availability, and desirable properties. The significant uses in Indonesia are for building material, making various baskets, roof, sugar, candied fruits, and handicraft.
The specimen of aren was selected from Jasinga, West Java. A log sample was taken from three height levels of the stem, viz.. top, middle and bottom sections. Each section was tested to the dry wood termite Cryptotermes cynocephalus Light., the subterranean termite Coptotermes curvignathus Holmgren the powder post beetle and Heterobostrychus aequalis Wat the fungi Schyzophyllum commune Fr., Pycnoporus sanguineus (Fr.) Karst. and the Dacryopinax spathularia (Schw.) Marst.

The results showed that aren stem specimens taken from the top, middle and bottom sections are resistant to dry wood termite (Cryptotermes cynocephalus Light), especially the bottom section which can be classified as durability class I. The results also showed that aren stem is resistant to powder post beetle (Heterobostrychus aequalis Wat) and fungi (Schyzophyllum commune Fr., Pycnoporus sanguineus (Fr.) Karst. and Dacryopinax spathularia (Schw) Marst.). On the other hand, aren stem is not resistant to the subterranean termite Coptotermes curvignathus Holmgren, especially the top section which can be classified as durability class V.

Key words: Aren stem, durability, dry wood termite, subterranean termite, powder post beetle, fungi

RINGKASAN

Aren (Arenga pinnata Merr.) merupakan salah satu sumber daya alam di daerah tropis, distribusinya tersebar luas, sangat diperlukan dan mudah didapatkan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat setempat sebagai sumber daya yang berkesinambungan. Di Indonesia batang aren sebagian besar secara nyata digunakan untuk bahan bangunan, berbagai macam keranjang, atap rumah, gula, manisan buah, barang kerajinan dan lain sebagainya.

Pada penelitian ini, bahan yang digunakan yaitu batang aren yang berasal dari Jasinga (Jawa Barat). Sebagai contoh uji, diambil dari perbedaan ketinggian batang aren yaitu pada bagian ujung, tengah dan pangkal. Dari masing-masing bagian batang aren diuji terhadap serangan rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.), rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren), Bubuk kayu kering (Heterobostrychus aequalis Wat.), jamur (Schyzophyllum commune Fr.,Pycnoporus sanguineus (Fr.) Karst. dan Dacryopinax spathularia (Schw.) Mast.).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian pangkal, tengah dan ujung batang aren tahan terhadap serangan rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.), terutama pada bagian pangkal menunjukkan kelas awet I. Hasil penelitian juga menunjukkkan bahwa batang aren tahan terhadap serangan bubuk kayu kering (Heterobostrychus aequalis Wat.) dan jamur (Schyzophyllum commune Fr., Pycnoporus sanguineus (Fr.) Karst. dan Dacryopinax spathularia (Schw.) Mast.). Sebaliknya batang aren tidak tahan terhadap serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren.), terutama pada bagian ujung dan dapat dimasukkan ke dalam kelas awet V.

Kata kunci : Batang aren, keawetan, rayap kayu kering, rayap tanah, bubuk kayu kering, jamur perusak

1998

KARAKTERISASI STRUKTUR-ULTRA BOTANIKAL  PRODUK KARBONISASI IJUK AREN (Arenga pinnata) SEBAGAI PRAZAT MATERIAL KARBON

Sumber: http://digilib.itb.ac.id/

Master Theses from #PUBLISHER# / 2006-04-05 14:22:36
Oleh : SOLIHUDIN, S2 – Chemistry
Dibuat : 1998-01-00, dengan 1 file

Keyword :  Carbonization products,aren (Arenga pinnata),Carbonization
Nomor Panggil (DDC) :  T 547 SOL
Sumber pengambilan dokumen : 20051198

Abstrak :

Dalam rangka mencari bahan dasar karbon baru yang bersifat alamiah dan terbarukan, telah dilakukan karakterisasi struktur-ultra botanikal produk karbonisasi ijuk pohon aren (Arenga pinnata). Karbonisasi dilakukan pada temperatur 500, 700 dan 900°C dengan waktu penahanan selama 3 jam. Proses karbonisasi dikaji melalui DTA dan spektroskopi infra merah sedangkan morfologinya melalui foto mikrografi SEM, XRD dan foto
mikrografi mikroskop optik cahaya terpolarisasi.

Karakterisasi permukaan dilakukan dengan mengukur isoterm adsorpsi terhadap metilen biru dalam larutan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses karbonisasi ijuk melalui tahapan-tahapan reaksi yang rumit melibatkan degradasi selulosa dan/atau lignin. Randemen arang yang diperoleh pada masing-masing temperatur berturut-turut sekitar 31, 27 dan 26%-brt. Morfologi karbon yang diperoleh menunjukkan bahwa pada permukaan karbon terdapat pori yang terbuka dan di bagian dalam terdapat pori silindrik yang sinambung (kontinyu) searah dengan sumbu panjang serat karbon. Pada dinding dalam rongga pori juga memperlihatkan adanya porositas yang terbuka berbentuk celah-celah sejajar sumbu dan pada monolit karbon hasil karbonisasi temperatur tertinggi (900°C) ditemui adanya Rekahan Mrozowsky yang merupakan ciri prazat karbon yang grafitisabel.

Hasil karakterisasi sifat permukaan dengan adsorpsi metilen biru menunjukkan bahwa arang yang dihasilkan mengandung pori yang tergolong dalam porositas meso dan/atau makro, hal ini juga didukung oleh data dari SEM. Bentang aluran adsorpsinya mengikuti pola adsorpsi Langmuir dengan Iuas permukaan jenis masing-masing untuk contoh dengan perlakuan panas pada 500, 700 dan 900°C adalah berturutturut 3,06; 9,13 dan 27,83mZ.g-t

KARAKTERISASI STRUKTUR-ULTRA BOTANIKAL PRODUK KARBONISASI IJUK AREN (Arenga pinnata) SEBAGAI PRAZAT MATERIAL KARBON

Oleh : SOLIHUDIN, S2 – Chemistry
Dibuat : 1998-01-00, dengan 1 file

Keyword :   Carbonization products,aren (Arenga pinnata),Carbonization
Nomor Panggil (DDC) :  T 547 SOL
Sumber pengambilan dokumen : 20051198

Abstrak :

Dalam rangka mencari bahan dasar karbon baru yang bersifat alamiah dan terbarukan, telah dilakukan karakterisasi struktur-ultra botanikal produk karbonisasi ijuk pohon aren (Arenga pinnata). Karbonisasi dilakukan pada temperatur 500, 700 dan 900°C dengan waktu penahanan selama 3 jam. Proses karbonisasi dikaji melalui DTA dan spektroskopi infra merah sedangkan morfologinya melalui foto mikrografi SEM, XRD dan foto
mikrografi mikroskop optik cahaya terpolarisasi.

Karakterisasi permukaan dilakukan dengan mengukur isoterm adsorpsi terhadap metilen biru dalam larutan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses karbonisasi ijuk melalui tahapan-tahapan reaksi yang rumit melibatkan degradasi selulosa dan/atau lignin. Randemen arang yang diperoleh pada masing-masing temperatur berturut-turut sekitar 31, 27 dan 26%-brt. Morfologi karbon yang diperoleh menunjukkan bahwa pada permukaan karbon terdapat pori yang terbuka dan di bagian dalam terdapat pori silindrik yang sinambung (kontinyu) searah dengan sumbu panjang serat karbon. Pada dinding dalam rongga pori juga memperlihatkan adanya porositas yang terbuka berbentuk celah-celah sejajar sumbu dan pada monolit karbon hasil karbonisasi temperatur tertinggi (900°C) ditemui adanya Rekahan Mrozowsky yang merupakan ciri prazat karbon yang grafitisabel.

Hasil karakterisasi sifat permukaan dengan adsorpsi metilen biru menunjukkan bahwa arang yang dihasilkan mengandung pori yang tergolong dalam porositas meso dan/atau makro, hal ini juga didukung oleh data dari SEM. Bentang aluran adsorpsinya mengikuti pola adsorpsi Langmuir dengan Iuas permukaan jenis masing-masing untuk contoh dengan perlakuan panas pada 500, 700 dan 900°C adalah berturutturut 3,06; 9,13 dan 27,83mZ.g-t
Deskripsi Alternatif :

Abstract :

Within the framework of concerted effort to seek novel precursor materials for carbon which is intrinsically natural and renewable, a carbonization products of the so-called `aren’ (Arenga pinnata) palm tree fibres have been characterized in terms of their botanically derived ultrastructure. Carbonization was carried out at 500, 700 and 900 °C for 3 hours dwell time. The carbonization process was followed indirectly using DTA and FTIR whereas the product morphologies were studied by SEM photomicrography, XRD and polarized light microscope photomicrography. Surface characterization has been conducted by measuring the adsorption isotherm with respect to methylene blue in aqueous solution.

Results might indicate that carbonization of the palm fibre took place via a set of complicated reaction steps involving cellulose and/or lignin degradation. The carbon yield on each increasing carbonization temperature were 31, 27 and 26 wt-% respectively. Morphologies of the so obtained carbons shows that there are open pores at the end-surface of the fibres. There are continuous cylindrical pores, parallel to the fibre long-axis. On the cylindrical pore wall, fissures shaped pores, is also found. Across the carbon monolith from the highest carbonization temperature (ie. 900°C), the presence of the so-called Mrozowsky Cracks which is a distinct characteristic of a graphitizable precursors has been noted. Surface characterization by methylene blue adsorption results demonstrate that the produced carbons contain pores which belong to the meso and / or macro porosities. These are justified by the SEM results as well.

The shape of the adsorption plots resembles that of Langmuir adsorption pattern, with corresponding specific area for each sample under heat treatment temperature at 500, 700 and 900 °C of 3.06, 9.13 and 27.83 m2.g_I respectively.

Nama Kontak Drs. Mahmudin, SIP.
Alamat Jl. Ganesha 10,  Kota Bandung, Daerah Jawa Barat
Telepon 62-22-2500089
Fax 62-22-2500089
E-mail Administrator info@lib.itb.ac.id
E-mail CKO mahmudin@unix.lib.itb.ac.id

1987

ISOLASI BAKTERIA Zymomonas mobilis dari NIRA AREN ( Arenga pinnata) DAN MENGUJI KEMAMPUANNYA DALAM PEMBUATAN ALKOHOL DARI TETES

Oleh: TUMIUR DIANA SILALAHI
DEPARTEMEN BIOLOGI ITB
Dibuat: 1987-2 , dengan 1 file(s).
Sumber: http://digilib.sith.itb.ac.id/

Keywords: BAKTERIA
Subject: MIKROBIOLOGI
Call Number: S 576.163

Alkohol merupakan produk yang diperoleh dari sumber yang dapat diperbaharui. Salah satu cara produksinya adalah dengan fermentasi yang menggunakan sejenis ragi Saccharomyces cerevisiae.
Pada penelitian ini telah dicoba kemungkinannya penggunaan bakteria Zymomonas mobilis untuk produksi alkohol. Bakteria tersebut adalah hasil isolasi dari nira aren.
Kemampuan untuk menghasilkan alkoholnya dilakukan dengan jalan membandingkan hasil fermentasi Z. mobilis dan S. cerevisiae dengan bahan baku tetes.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada fermentasi tetes dengan kadar gula 15%, pH = 5 dan suhu inkubasi 30°C, Z. mobilis yang masih liar menghasilkan alkohol sebanyak 0,5% (v/v) sedangkan S. cerevisiae 16,8% (v/v) dalam waktu 72 jam.
Dari data tersebut dengan jalan pemuliaan kemampuan Z. mobilis ini diharapkan dapat ditingkatkan.

2 Comments »

  1. assalamualaikum wr.wb
    mohon maaf sebelumnya, saya mahasiswa Universitas Sebelas Maret SUrakarta jurusan Agronomi, ingin mengadakan penelitian mengenai budidaya Aren melalui kultur jaringan.
    Kiranya Bapak berkenan membantu saya dalam memenuhi pustaka, jika tidak berkeberatan mengenai kultur jaringan aren itu sendiri atau yang sekiranya saya butuhkan dalam memenuhi informasi mengenai tanaman aren.
    Terimakasih saya ucapkan
    Kurang lebihnya saya mohon maaf.
    Wassalamualaikum wr.wb

    Comment by diana hapsari — May 3, 2010 @ 8:17 pm

  2. ya baguslah
    namun seharusnya mulai dipikirkan pengolahan lanjutan pati ,artinya pati saat ini dipandang sebagai produk hulu yang masih bis diolah lanjutan baik sebgai bahan pemanis buatan atau lainnya

    Comment by sigit — December 13, 2011 @ 9:01 pm


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.